Selasa, 07 April 2015

Japanesse Folk Tale: Tanabata

Dahulu kala, disebuah desa kecil hiduplah seorang pria. Suatu hari, dalam perjalanannya menuju ke rumah setelah pulang dari bekerja  ia melihat sesuatu yang sangat indah tergelantung di dahan sebuah pohon disamping kolam air jernih. Dia terkesima, dalam hatinya dia bergumam "Itu adalah kain terindah yang pernah kulihat." Dengan gesit pria itu langsung melihat ke sekeliling, memastikan tak ada seorang pun, dan dengan segera dia langsung memasukkan kain itu ke dalam keranjangnya.


Namun tiba-tiba saja, terdengar sebuah suara, "Permisi," pria itu sangat kaget. "Apa ada yang memanggilku?" Lalu muncullah seorang wanita yang sangat cantik dari seberang kolam, "Ya, aku yang memanggilmu, tolong kembalikan selendangku. Aku tinggal di Nirwana, dan aku turun kemari hanya untuk mandi di kolam ini. Tanpa selendang itu, aku tak akan bisa pulang."

 


Wanita itu terlihat hampir menangis, namun sang pria dengan liciknya berlagak tidak tahu dan menjawab, "Selendang apa? Aku tidak melihatnya."

Pasrah karena tak bisa kembali ke Nirwana, maka wanita itu terpaksa harus tinggal di bumi dengan pria itu.


Wanita dari Nirwana itu bernama Orihime. Dia dan pria itu hidup bersama hingga akhirnya menikah dan menjadi keluarga yang bahagia. Beberapa tahun kemudian, saat sang pria sedang bekerja di ladang. Tanabata menemukan selendangnya tersimpan diantara langit-langit rumahnya. "Ternyata benar, dia yang menyembunyikannya." Orihime dengan segera langsung mengenakannya dan merasa kembali menjadi dewi seperti dahulu.

 

 

 

Sore itu, ketika sang pria pulang kerumah, ia sangat kaget karena melihat Orihime yang mengenakan selendangnya kembali, namun selendang itu segera menarik tubuhnya ke arah Nirwana, dia berkata pada sang pria, "Jika kau mencintaiku, anyamlah 1000 pasang sandal bambu, lalu kuburlah didalam hutan bambu, kita pasti bisa bertemu lagi, tolong lakukan, aku akan menunggumu."

Tubuh Orihime melayang jauh dan dia kembali ke Nirwana.


 

Pria itu sangat sedih, namun ia tahu apa yang harus ia lakukan, dia membuat anyaman sandal bambu, lalu menguburnya di hutan. Pohon bambu terus semakin membesar dan menjulang hingga akhirnya mencapai langit. Pria itu memanjatnya, dia terus naik ke atas, hingga akhirnya ia hampir sampai ke Nirwana, namun karena terburu-buru ia baru sadar kalau hanya menyelesaikan 999 anyaman, pohon pun berhenti tumbuh, pria itu tak bisa menggapai Nirwana untuk bertemu kembali dengan istrinya.

 

 


"Orihime." teriaknya sambil menangis, Orihime yang mendengar suara suaminya segera menghampiri. "Kamu benar-benar datang." dia menggapai tangan sang pria dan menariknya naik ke atas awan. "Orihime, aku sangat merindukanmu." tangis pria itu. Mereka berdua sangat gembira karena akhirnya bisa kembali bertemu.


Namun ayah Orihime yang merupakan seorang dewa, iasangat tidak suka melihat anaknya menikah dengan pria dari bumi. Dia memberikan banyak kesulitan, ujian dan pekerjaan berat pada pria itu, membuat hidupnya yang sudah sulit semakin sengsara dan menyedihkan. "Kamu harus menjaga ladang buah Nirwana ini selama 3 hari 3 malam." ujar ayah Tanabata.


Ternyata ini bukanlah tugas mudah, menjaga ladang buah tanpa makan dan minum membuatnya haus dan kelaparan, namun jika ia berani memakan buah yang ada disana, dia pasti mendapatkan hukuman berat dari sang Dewa. Orihime berpesan padanya, "Kamu tidak boleh makan buah-buahan yang ada disana. Atau ayah akan memberikan mu hukuman."


Namun di hari ke 3, sang pria tak mampu lagi menahan rasa hausnya. Dia segera mengambil sebuah melon, dan memakannya. Seketika air bah keluar dari buah yang dimakannya. Hingga menyebabkan banjir yang sangat besar diatas langit. "Orihime, kumohon maafkan aku." seketika banjir besar memisahkan tempat mereka berdua.

 

 

Mereka memandangi sungai besar di langit yang memisahkan mereka. Mereka menjadi bintang Altair dan Vega yang menghuni langit. Ayah Tanabata yang merasa iba, memperbolehkan mereka bertemu. Namun hanya sekali dalam setahun. Yaitu setiap tanggal 7 di bulan Juli. Di hari itu ke dua bintang saling berhadapan diantara Milky Way yang bersinar sangat terang.

 


 From Wikipedia:

Tanabata (七夕?) atau Festival Bintang adalah salah satu perayaan yang berkaitan dengan musim di Jepang, Tiongkok, dan Korea. Perayaan besar-besaran dilakukan di kota-kota di Jepang, termasuk di antaranya kota Sendai dengan festival Sendai Tanabata. Di Tiongkok, perayaan ini disebut Qi Xi.

Tanggal festival Tanabata dulunya mengikuti kalender lunisolar yang kira-kira sebulan lebih lambat daripada kalender Gregorian. Sejak kalender Gregorian mulai digunakan di Jepang, perayaan Tanabata diadakan malam tanggal 7 Juli, hari ke-7 bulan ke-7 kalender lunisolar, atau sebulan lebih lambat sekitar tanggal 8 Agustus.

Aksara kanji yang digunakan untuk menulis Tanabata bisa dibaca sebagai shichiseki (七夕?, malam ke-7). Di zaman dulu, perayaan ini juga ditulis dengan aksara kanji yang berbeda, tapi tetap dibaca Tanabata (棚機?). Tradisi perayaan berasal dari Tiongkok yang diperkenalkan di Jepang pada zaman Nara.

 

NB: Dalam Folktale Jepang, nama sang Dewi adalah Orihime dan sang Pria adalah Hikoboshi. Aku suka banget cerita ini. Manis dan menginspirasi. Karena kalau benar-benar cinta pasti mau berusaha :p

 


 


 


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar